Tanda Tanya yang Terabaikan


Oleh : F. Darmianto

Sekedar mengisi waktu libur hari (selasa/20/05), Kamang mengadakan satu event untuk melepas lelah dari kuliah dan refreshing karena sebentar lagi menghadapi UAS yang sudah diambang pintu.

Tujuan kita adalah tempat wisata Gunung Tangkuban Parahu. Perjalanan dimulai pukul 7.30 yang dibuka dengan doa. Dengan menyewa sebuah angkot L300 semua anggota Kamang yang berjumlah 20 orang berangkat. Kurang lebih 1 jam kita tiba di pintu gerbang tempat wisata lintas hutan Jaya Giri. Trek yang dipilih memang beda tapi lazim dilakukan oleh orang lain. Kita sengaja tidak langsung melewati pintu gerbang Gunung Tangkuban Parahu. Dari Jaya Giri ke tangkuban parahu ± 1,5 jam berjalan kaki jika tanpa hambatan dengan mendaki gunung.

Kita mulai perjalanan dengan photo bareng didepan pintu gerbang, ya sebagai kenang-kenangan yang mungkin suata saat bisa menjadi cerita untuk anak cucu kita. Dalam perjalanan kita disuguhi dengan pemandangan hutan vinus yang rimbun dan sejuk. Dalam perjalan sesekali kita istirahat, karena trek lumayan berat. Dalam perjalanan berkali-kali juga kita berpapasan dengan pengunjung yang juga ikut mendaki.

Sekita pukul 11 kita istirahat ditengah hutan, kita makan siang dengan bekal yang dibawa dari kostan. Sungguh nikmatnya makan dengan seadanya dan bersama-sama mengingatkan kita ketika di Kalbar. Jarang-jarang kita bisa makan seperti ini, ini memang moment yang tak bisa dilupakan, hidup dikota metropolitan ternyata masih bisa makan dengan santai ditengah huta. Semua penat letih di kampus hilang sejenak disini tugas yang menumpuk dikostan dilupakan.

Karena ada kendala, menurut informasi yang kita dapat mengatakan di Gunung Tangkuban Parahu sedang ada kunjungan Wapres Jusuf Kalla. Maka kita tidak bisa masuk sampai rombongan kepresidenan meninggalkan tempat tersebut. Hampir jam 1 kita sudah bisa melanjutkan perjalanan. Dari jarak ± 1KM dengan kawah Gunung Tangkuban Parahu sudah tercium aroma kurang enak yang bisa menghilangkan selera makan. Aroma itu datang dari belerang yang ada dikawah Gunung Tangkuban Parahu.

Dan akhirnya kita tiba juga di objek wisata Gunung Tangkuban Parahu, yang juga merupakan ikon Jabar. Sungguh luar biasa, yang menabjukkan pengunjung yang berjubel baik domestik maupun mancanegara ada disini. Tapi sayang kita disini Cuma punya waktu 2,5 jam karena kita harus kembali deng menyusuri jalan yang kita lewati tadi.

Dari perjalan wisata ini, kita merasakan suatu yang sangat aneh. Jika di bandingkan antara Jabar dengan Kalbar tidak jauh berbeda. Dari segi teknologi dan fashion Jabar memang lebih maju. Tapi dari sisi wisata, tempat wisata Kalbar jauh lebih menarik dibanding Jabar
Lihat saja Gunung Tangkuban Parahu, apa yang ada disana? Yang dilihat disana Cuma sebuah kawah besar yang tidak ada apa-apanya, panas dan gersang. Tapi pengunjung begitu antusias untuk nangkring ditepi kawah gunung itu.

Kita kembali melihat ke kampung halaman, sungguh sangat menyedihkan jika kita lihat tempat wisata ditempat kita, disana ada Taman Pantai Pasir Panjang Indah di Singkawang, ada Bukit Kelam di Sintang, Gunung Pandareng di Bengkayang, Gunung Seha’ di Pahuman yang sekarang dihiasi warung remang-remang dengan gadis-gadis malam yang berkeliaran disana dan banyak lagi tempat wisata yang belum tersentuh.

Siapa yang salah dengan penomena yang terjadi ditempat kita? Mungkinkah ini kesalah dari instansi pemerintahan? Atau dari pihak pengelola? Siapa yang bisa memecahkan bencana ini? Kalau bukan kita siapa lagi.

0 komentar:

 
Copyright © ..::Blog Tisen::..