Warna-warni pelepasan seragam putih abu-abu

Oleh : F. Darmianto

Kita sering mendengar pepatah Kemarau setahun basah karena hujan satu jam (benar nggak ya pepatahnya).
Ini juga terjadi ketika kita akan menyelesaikan studi kita. Setelah 3 tahun menimba ilmu tapi kita bisa gagal dalam tempo waktu 3 hari.

Sabtu (14/6) yang lalu, secara serentak ditanah air diumumkan hasil Ujian Nasional tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA). Pengumuman yang dilakukan dengan berbagai cara lewat media cetak, media elektronik maupun secara langsung dengan membagikan amplop kelulusan kepada siswa yang bersangkutan.

Tawa kegirangan dan tangis kekecewaan selalu menghiasi detik-detik meneganggkan ini. Bagi yang lulus kegembiraanlah yang dirasa, tapi tidak bagi yang kurang beruntung yakni yang tidak lulus.

Berbagai macam cara bagi yang lulus untuk mengungkapkan kegembiraan mereka. Tanpa disadari ada yang lupa akan diri misalnya dengan ugal-ugalan dijalan raya, padahal ini sangat beresiko. Corat-coret bukan lagi hal yang aneh bahkan sudah menjadi tradisi turun temurun.

Tetapi ada pula dengan mengadakan bakti amal. Mereka berkumpul untuk menggalang dana dan mengumpulkan pakaian bekas mereka untuk kemudian diberikan kepada teman-teman yang kurang mampu melalui yayasan-yayasan sosial yang ada disekitar mereka.

Kebrutalan juga ikut-ikutan beraksi disini. Memang ketika kekecewaan terasa, terkadang emosi kita tak terkontrol dengan baik. Ini yang memancing seseorang untuk berbuat brutal. Tidak hanya emosi, minuman keras juga menjadi pemicu utama tindakan brutal yang dilakukan oleh siswa.

Pengalaman saya ketika masih duduk dibangku SMA dan saat akan menerima hasil Ujian Nasional seperti ini, banyak teman-teman yang pesta minuman keras dulu sebelum pengumuman hasil Ujian dilakukan. Yang saya lihat latar belakang tindakan siswa seperti ini tidak jauh adalah keluarga. Kebanyakan kurangnya komunikasi antara anak dan orang tua sebagai lingkungan terdekat.

Realita seperti ini akan terus terjadi dan bisa menjadi tradisi yang akan melekat jika tidak dicegah dari sekarang. Peran orang tua dan sekolah sebagai lingkungan yang paling dekat diharapkan mampu merubah semua ini.

0 komentar:

 
Copyright © ..::Blog Tisen::..